Kamis, 15 Desember 2011

Komplesksometri

Landasan Teori
Salah satu dari reaksi-reaksi metatesis yang tidak disertai perubahan valensi adalah reaksi pembentukan komplek. Penetapan kuantitatif yang berdasarkan reaksi kompleks disebut kompleksometri. Kompleksometri kadang disebut juga dengan Kelatometri. Reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan EDTA sangat peka terhadap pH. Karena reaksi pembentukan kompleks selalu dilepaskan H+ maka [H+] di dalam larutan akan meningkat walaupun sedikit. Akan tetapi yang sedikit ini akan berakibat menurunnya stabilitas kompleks pada suasana tersebut (reaksi ini dapat berjalan pada suasana asam, netral, dan alkalis). Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu diberikan penahan (buffer). Sebagai larutan buffer yang dapat langsung digunakan dengan campuran NH4Cl dan NH4OH. Indikator untuk menentukan titik akhir titrasi adalah EBT (Erichrom Black T). Satuan yang digunakan molaritas.
EBT dipakai untuk titrasi dengan suasana pH = 7-11, untuk penetapan kadar dari logam Cu, Al, Fe, Co, Ni, Pt dipakai cara titrasi tidak langsung, sebab ikatan kompleks antara logam tersebut dengan EBT cukup stabil. EBT yang ditambahkan ke dalam larutan ZnSO4 yang telah ditambahkan buffer menghasilkan ZnEBT yang berwarna merah anggur. Reaksi dengan EDTA yang dititrasikan menghasilkan perubahan warna dari merah anggur ke biru.
D. Prinsip
Menitrasi ZnSO4 dengan laritan EDTA membentuk ZnEDTA menggunakan indikator EBT, kelebihan EDTA dengan indikator EBT membentuk H3Y2-EBT yang berwarna biru (perubahan warna dari merah anggur ke biru)
. Reaksi
ZnSO4 + EBT à ZnEBT (merah anggur)
H2Y2- + ZnSO4 à ZnY2- + H2SO4
H2Y2- + EBT à H3Y2-EBT (biru)
Perhitungan
  1. EDTA 0,01 M 200 ml
BM EDTA = 372,24
Massa = M x V x BM
= 0,01 x 0,2 x 372,24
= 0,74448 gram
= 0,75 gram (menimbang dengan neraca tekhnis)

Hasil penimbangan EDTA
berat botol timbang + zat = 20,33 g
berat botol timbang kosong = 19,63 g _
berat EDTA = 0,70 g

  1. ZnSO4 0,01 M 100 ml
BM ZnSO4 = 287,5
Massa = M x V x BM
= 0,01 x 0,1 x 287,5
= 0,2875 gram

Hasil penimbangan ZnSO4
berat botol timbang + zat = 21,3236 g
berat botol timbang kosong = 21,0431 g _
berat ZnSO4 = 0,2805 g
Massa = M x V x BM
0,2805 = M x 0,1 x 287,5
M = 0,009757

  1. Volume Titrasi I = 25,53 ml
Volume Titrasi II = 25,45 ml
Volume Titrasi III = 25,43 ml _
Rata-rata = 25,47 ml (X)
a. B1 = X – Vol.1 Y1 = B1 + X
= 25,47 – 25,53 = -0,06 + 25,47
= -0,06 = 25,41 ml

b. B2 = X – Vol.2 Y2 = B2 + X
= 25,47 – 25,45 = 0,02 + 25,47
= 0,02 = 25,49 ml

c. B3 = X – Vol.3 Y3 = B3 + X
= 25,47 – 25,43 = 0,04 + 25,47
= 0,04 = 25,51 ml
d. Volume Rata-rata = Y1 + Y2 + Y3
3
= 25,41 + 25,49 + 25,51
3
= 76,41
3
= 25,47 ml

e. Standarisasi EDTA
Volume Titrasi Rata-rata = 25,47 ml
Volume ZnO4 = 25 ml

Molaritas ZnO4
M1 x V1 = M2 x V2
0,009757 x 25 = M2 x 25,47
0,243925 = M2 x 25,47
M2 = 0,009577
Pembahasan
1. Larutan EDTA yang dipakai merupakan pelarutan Na-EDTA karena garam EDTa mudah larut dalam akuades, sedangkan EDTA dalam bentuk asamnya tidak dapat larut dalam akuades.
2. Larutan ZnSO4 yang dipakai merupakan pelarutan ZnSO4 . 7 H2O (Zink Sulfat Pentahidrat) maka pelarutnya cukup menggunakan akuades karena mengandung H2O ; ZnSO4 yang tidak mengandung H2O sukar larut dalam akuades melainkan harus dilarutkan dalam H2SO4 kemudian dinetralkan dengan NaOH baru ditambahkan akuades (di dalam labu ukur hingga tanda tera)
3. Pada percobaan diatas buffer yang digunakan mempunyai pH = 9, setelah ditambahkan ke larutan ZnSO4, larutan menjadi keruh. Untuk menepatkan atau mendekatkan ke harga pH 10, maka larutan tersebut ditambahkan Ammonia pekat 2 tetes, maka larutan menjadi jernih lagi.
4. Dalam kompleksometri menggunakan satuan molaritas (M). Dalam percobaan ini, molaritas larutan EDTA adalah 0,083 M. Harga ini mendekati 0,01 M. Kesalahan mungkin terjadi pada kekurangtepatan dalam penimbangan, penentuan titik akhir titrasi yang kurang tepat.

J. Kesimpulan
Molaritas larutan EDTA yang didapat adalah 0,009577 M


Tidak ada komentar:

Posting Komentar